Friday, July 5, 2013

Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi; Perintis Thariqah Alawiyah



Beliau adalah panutan yang terkenal sebagai pemilik kemampuan dan kedudukan tinggi, pemilik lautan ilmu dan pemaaf, pemilik orientasi hati dan sikap yang diridlai Allah, guru besar yang serba sempurna, beliau adalah orang pertama yang diberikan gelar ini (Alfaqih Almuqaddam) dari kalangan keluarga bani Alawi sebab keterpandangan beliau dari aspek ilmu dan amal,  juga karena beliau orang pertama di Hadhramaut yang mengibarkan bendera tasawuf dan menjadikannya sebagai ideology hidup.
Beliau dilahirkan di Tarim tahun 574H, hidup dan berkembangan ditengah komunitas yang padat diwarnai oleh suasana hidayah dan iman, beliau hafal alquran dan banyak matan disegala disiplin ilmu, waktu beliau terbuang untuk mempelajari segala macam bentuk ilmu, semenjak kecil sudah tampak dari beliau cahaya berkah ilmu dan amal.
Sebab keinginan kuat ini juga kepiawaian beliau dalam keilmuan seperti Al quran, tafsir, hadist, dan tata bahasa, derajat beliau meningkat setahap demi setahap sampai terlihat dari diri beliau  tanda kejeniusan, selalu unggul diatas teman-temannya, namun hal itu diberangi dengan sopan santun dalam berprilaku, dan tidak menjadikannya  jauh dan lepas dari guru-gurnya, malah dengan segala keistimewaan ini beliau semakin dekat dan giat untuk menimba berbagai ilmu dari guru-gurunya, diantara guru-guru yang paling menonjol saat itu adalah Syeh Al Allamah Ali bin Ahmad Ba Marwan,  Syekh Al Allamah Abdullah bin Abdul Rahman Ba Ubaid At Tarimi , Syekh Al Qadli Ahmad bin Muhammad Ba Isa, Al Imam Al Allamah Al Faqih bin Fadhal, Al Saiyid Al Allamah Al Hafidh Ali bin Muhammad bin Jadid, Syekh Al Alamah Muhammad bin Ahmad bin Abi Al Hab, dan lain sebagainya.
Hadhramaut pada saat itu sebagaimana negri-negri islam lainnya dipenuhi dengan fitnah dan cobaan, semua mata pada saat itu tertuju ke Ahlu Bait Nabi SAW (baca : keluarga Nabi), di Hadhramaut tidak ada keturunan Nabi SAW kecuali anak cucu Al Imam Al Muhajir, pada saat itu semua orang rela berkorban harta dan nyawa demi membela keluarga Nabi SAW, Al Faqih Al Muqaddam bisa merasakan disela-sela pergaulan dengan orang banyak bahwa para keluarga nabi merupakan target pada saat itu, khususnya, orang-orang iri dan dengki dan memata-matai keadaan dan melaporkannya ke pemerintah, melihat kenyataan ini  Al Faqih Al Muqaddam  takut nantinya bila beliau terus bersikap santun, ramah dan asih kepada semua orang, akan dianggap mengambil hati rakyat untuk mendukungnya menyaingi pemerintahan yang ada, jika hal ini sampai pada mereka , bisa jadi mereka kembali kesenjata yang sudah merupakan bagian hidup mereka, sampai-samapi Al Faqih Muqaddam ketika datang ke gurunya Syekh Ba Marwan beliau menyandang pedang, sedang jika memang yang di isukan tadi sampai benar-benar dianggap oleh orang-orang pemerintahan tersebut, maka peristiwa Karbala akan terulang kembali.
Al faqih Al Muqaddam merenungi hal tersebut ber bulan-bulan sembari beliau membaca teori-teori dan figur-figur politik dan terus menimbang-menimbang untuk bisa mencapai satu solusi yang paling tepat yang tidak bisa ditawar-tawar lagi yang paling pas dihatinya akhirnya jalan yang paling sempurna adalah dengan methode kembali kepada Allah SWT, dan meninggalkan jabatan, dan ini hanya ditempuh dengan methode Shufiyah.
Tasawuf bukan hal baru bagi keluarga Al Faqih Al Muqaddam, sebab sejarah mencatat bahwa orang yang pertama kali meniupkan nafas tasawuf di Hadhramaut adalah Al Imam Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir setelah beliau belajar kitab Quut Al Qulub langsung dari pengarangnya di Makkah yaitu Syekh Abi Thalib Al Makky yang meninggal 386 H. kemudian Al Imam Salim bin Bashri bin Ubaidillah, akan tetapi methode ini bukanlah methode yang universal atau bersifat akademis , tapi hanya merupakan methode turun temurun keluarga Ba Alawi.

Al Faqih Al Muqaddam dan Syekh Sa’ad Al Dhafary
Al Faqih Al Muqaddam bukan hanya terkenal sebagai seorang panutan, mujtahid, muhaddith (pembawa rawi hadist), Ahli Usul, tapi beliau juga terkenal sebagai ahli Tasawwuf  kental yang memiliki perasaan dan indra ruhiah, sebagaimana pendahulu-pendahulunya. Hanya saja tasawauf Al Faqih Al Muqaddam tampak dalam perilaku dan tidak tanduk beliau sedari beliau kecil sebab pengaruh nilai-nilai tinggi Al Quran yang terpatri pada pribadi beliau disamping jiwa beliau yang suka mengembara di dunia ilmu pengetahuan dan membaca persaingan diantara aliran tasawwuf di masanya, maka mulai pikirannya terpanding untuk semakin mendalami dan memahami kenyataan yang ada dan mencari solusi-solusinya tanpa mengekor ke salah satu madrasah yang ada selain madrasah keluarga dan moyangnya, lantas ditulislah surat ke Seykh Al allamah Sa’ad bin Ali Al Dhafari Al Syihry menanyakan beberapa permasalahan pelik, dan menuliskan apa-apa yang sudah terrpikirkan olehnya. Lantas Syekh Sa’ad ketika membaca surat AL Faqih AL Muqaddam mendapati Al Faqih AL Muqaddam telah dalam menyelami lautan ilmu, dan berbicara tentang ilmu yang ulama hadhramaut semuanya belum mencapai derajat itu.
Berhubung Syekh Sa’ad adalah orang Tasawwuf , beliua takut yang menimpa Al Fqih ini adalah penguasaan diri, atau pertanyaan nafsu manusia, lantas menulis kepada Al Fqih surat mengingatkan nya dari tipu daya setan dan memberikan gambaran-gambaran orang-orang yang dulu di coba Allah dengan hal itu seperti Bal’am bin Baurah dan lain-lain, karena cinta dan sayang kepada Al Fagih.
Namun kondisi Al Faqih Al Muqaddam bukanlah tipu daya setan atau pertanyaan hawa nafsu, maka dari itu dia terus menyurati Syekh tersebut menceritakan apa-apa yang diberikan dan diajarkan oleh Allah kepadanya, sesuai dengan firman Allah yang artinya (bertakwalah kepada Allah maka Dia akan mengajarimu), maka tahulah Syekh bahwa yang sedang dialami oleh Al Faqih adalah maqam ihsan dan pemberian Allah SWt, seperti yang disabdakan oleh Nabi SAW  jika kalian seperti itu maka para malaikat pun akan berjabatan tangan dengan kalian, lantas beliau menjawab surat Al Faqih seraya mengatakan: yang kamu dapati dariku wahai Al Faqih adalah nasihat, telah kujelaskan kepada mu apa yang dikehendaki oleh Allah, Dialah pembantu disegala persoalan, kita memohon kepada-Nya agar menunjukkan kita kejalan yang dicintai-Nya dan diridlai-Nya, dan agar tidak memberikan kesempatan kepada setan untuk mempengaruhi kita. Dan agar menunujukkan kita kebenaran untuk diikuti dan kebathilan untuk dihindari, kemudian aku berpesan jangan sam pai hatimu terpaut dengan keramat-keramat, dan jangan sekali-sekali meliriknya walaupun muncul darimu, hendaklah hatimu memeluk cinta kepada Allah SWT, pertahankan posisimu walaupun datang hari kiamat, seandainya kamu melihat terror jangan sampai kamu terteror, setiapkali kamu menghadapi sesuatu maka pertimbangkanlah dengan timbanagn syariat dan kitab Allah, dan ikutilah yang sejalan dengan kebenaran dan tinggalkan lainnya, dan kamu wahai Faqih sudah sangat terhidayahi oleh Allah, dan jauh tahu banyak Syariah dan Hakikat.

Al Faqih Al Muqaddam dan Syekh Sofyan Al Yamani
Suatu saat  Syekh Sufyan berkesempatan untuk berziarah ke Hadarmaut  beliau singgah di Tarim, beliau bertemu dan berkumpul dengan para ulama Tarim, lalu mereka minta dari Syekh untuk Shalat Istisqa (meminta hujan) bersama mereka, lalu beliau mengatakan perbaiki saluran-saluran air, lantas mereka keluar dan dikejutkan dengan kenyataan saluran-saluran air yang ke lahan-lahan dan perkebunan korma mereka dipenuhi air, hal ini merupaka karomah Syekh Sofyan AL Yamani yang diberikan Allah SWT.
 Syekh Sufyan dalam kesempatan itu juga berkumpul dengan Al Faqih Al Muqaddam Muhammad bin Ali yang mana pada saat itu adalah permulaan tampaknya perubahan kepribadian beliau, lantas terjadilah diskusi diantara keduanya dan tukar pikiran berharga, ketika Syekh Sofyan pulang Al Faqih Al Muqaddam berkesempatan memberikan kepadanya surat tentang picisan cahaya yang tersembunyi (ibarat untuk ilmu hakikat) lalu beliau menjawab dengan, ini adalah sesuatu yang belum pernah kami ketahui sebelumnya dan derajat yang belum pernah kita capai.
Tampaknya pada saat itu Al Faqih Al Muqaddam telah terbenam dalam perubahan kepribadiannya di satu sisi dan di sisi lain jiwanya terusik dengan fenomena umat yang mempertumpahkan darah demi untuk mencapai suatu jabatan dan kepemimpinan, juga rasa takut beliau bila sanak keluarganya sampai terserat kedalam medan tersebut, akhirnya beliau membangun theory pemikiran tersebut agar bisa tampak dan diikuti dalam kehidupan.

 
Murid-murid Al Faqih Al Muqaddam yang Terkemuka 
Al faqih Al Muqaddam dengan seizin Allah SWT telah berhasil menghidupkan methode hidup nya yang dipoles dengan ajaran tasawwuf  internasional yang diambil dari Madrasah Syuaibiyah dari Maghrib, serta didukung oleh respon positif dari dalam yang terwakili oleh Syekh-Syekh yang dengan getol menyebarkan paham ini ke lembah-lembah hadhramaut  terutama Syekh Said bin Isa Al Amudi. Dalam waktu yang tidak terlalu lama pengaruh madrasah ini sudah terasa kental di Hadhramaut, terbukti dengan munculnya para guru besar diantaranya:
1.         Syekh Al Allamah Abdullah bin Muhammad bin Abdul Rahman Ba ‘Abbad(1)
2.         Syekh Abdul Rahman bin Muhammad Ba A’bad(2)
3.         Syekh Abdullah bin Ibrahim Qusyair(3)
4.         Syekh Said bin Umar Bal Haf(4)
5.         Syekh Ibrahim bin Yahya Ba fadhal(5)
6.         Syekh Ali bin Muhammad Al Khatib(6)
7.         Syekh Ahmad bin Muhammad AlKhatib(7)
8.         Syekh Sa’ad bin Abdullah Akdar(8)
9.         Syekh Alawi bin Al Faqih Al Muqaddam
10.       Syekh Abdullah bin Alfaqih Al Muqaddam
11.       Syekh Ahmad bin Al faqih Al Muqaddam
12.       Syekh Abdullah bin Alawi bin Al faqih Al Muqaddam
13.       Syekh Abu Bakar bin Ahmad bin Al Faqih Al Muqaddam
Mereka adalah murid-murid AL Faqih Al Muqaddam yang terkemuka, yang terkenal dengan kepemimpinan mereka selama hidup mereka di Tarim, murid-murid beliau bukan Cuma yang tersebut diatas lebih dari itu komunitas Tarim semuanya murid beliau karena mereka semua merespon postif dan belajar dari Al Faqih, mereka sangat mencintai pribadi Al Faqih Al Muqadam yang dibangun diatas kejujuran kepada Allah, ke ikhlasan dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya, dan Allah tidak pernah mengabaikan balasan orang beramal baik.

Al faqih Al Muqaddam teladan dalam Ilmu dan usaha yang halal
Diantara keistimewaan madrasah Al Faqih Al Muqaddam adalah kompilasi antara Ilmu dan amal juga  tawakkal dan menjalani sebab rizki, jikalau sebagian orang di zaman ini pengertian mereka akan gaya hidup salafu saleh salah, sebab  mereka tidak tahu bagaimana kenyataan gaya hidup mereka, bagaimana mereka mencari rizki dengan cara yang halal, berarti mereka harus koreksi ulang dan melihat betul kepada Ahlu Bait di Hadhramaut bagaimana paham tasawwuf mereka berbeda dari paham-paham yang lain dalam hal ilmu dan amal.
Motto usaha yang halal dan menginfaqkan harta dijalan kebaikan adalah prinsip Ahlu bait semenjak zaman Al Muhajir(9), lantas Al Faqih Al Muqaddam menanamkan prinsip ini betul-betul kepada keluarga Nabi SAW agar mereka tidak mengaharapkan kepada orang lain, Sayyid Shaleh Al Hamid dalam kitab Tarikh Hadhramaut mengatakan: para nenek moyang kami, para pemegang madzhab Tasawwuf, tidak seperti yang dikira oleh sebagian orang dalam hal tidak mau berusaha untuk mencari rizki, dan tidak memperhatikan keluarga tapi mereka kebalikan itu semua, karena tasawwuf dalam paham mereka tidak pernah melarang untuk memenuhi lembah-lembah mereka dengan lahan pertanian dan menanaminya dengan korma sampai-sampai pada saat itu lembah Hadhramaut bak surga dunia, diriwaatkan dari sebagaian ahli sejarah yang terpercaya bahwa Al Faqih Al Muqaddam adalah teladan terbaik dalam hal ini, dulu beliau memenuhi 360 kendil dengan korma-korma kualitas tinggi selain yang di konsumsi pada saat masih berupa ruthab (korma muda).
Korma-korma ini diinfaqkan kepada para fuqara dan orang-orang yang membutuhkan, beliau bersedekah dari lebihan korma-korma tersebut setiap hari sepanjang hitungan hari-hari dalam satu tahun.
Saiyyid Saleh mengatakan dalam kitabnya Tarikh Hadhramaut, kedermawanan Al faqih tidak diragukan lagi, beliau memuliakan orang datang dan pergi, beliau mengungguli para pendahulunya dalam kedermawanan, dan menjadikan orang-orang yang butuh selalu didepan beliau, rumah beliau selalu dibangun, dan merupakan halaman orang-orang yang tak punya, juga tempat kembali para fakir miskin, anak yatim dan janda-janda, dan tempat tujuan orang-orang yang butuh.
Saiyyid Muhammad bin Ahmad Al Syathiri mengatakan dalam kitab Al Adwar, disebutkan dalam referensi-referensi lain bahwa Al Faqih Al Muqaddam meninggal pada tahun 653, dulu usaha beliau adalah mengumpulkan korma setelah dikembangkan dan disedekahkan yang jumlah nya mencapai 120.000 ritl (satuan takaran) pertahun, cucu beliau Al Imam Abdullah bin Alawi bin Al Faqih lahan pertanian dan korma yang tak terhitung, semua nya tidak disimpan kecuali sedikit karena diantara partner kerjanya ada dari kalangan orang-orang yang butuh dan faqir, Saiyyid Umar bin Muhammad Alawi mengumpulkan setiap bulan 30 min daging kambing dan satu min sama dengan 28 ratl, wakaf beliau untuk masjid Ba Alawi di Tarim mencapai 90.000 dinar emas yang berupa lahan, kebun korma dan sumur-sumur.
Meskipun Al Faqih terkenal dengan kedermawanannya seperti tersebut diatas tapi sikap beliau tetap tawadhu da khmul (tidak ingin di ketahui orang), sampai-sampai beiau dulu membawa ikan di lengan beliau untuk keluarganya karena rasa tawadhu beliau, bila datang tamu beliau suguhkan kepadanya sekendil korma untuk dikonsumsi dan agar mengambil barakah dari tangan-tangan orang-orang islam.

Keluarga Al Faqih Al Muqaddam
Pendidikan keluarga dalam tasawwuf termasuk dasar kehidupan berkeluarga, juga landasan arah individunya, ahlu bait (keluarga nabi) sangat memperthatikan pendidikan dalam rumah tangga, dari sinilah muncul para imam dan wanita-wanita salihah, buku-buku biografi banyak mengulas seputar masalah pendidikan ini, tidak heran bila dalam suatu komunitas semua keluarga mempraktikkan pendidikan ini dalam lingkupnya akan tumbuh rasa kerjasama dan saling menutupi antar individu dalam komunitas tersebut, maka dari itu dikatakan Tarim adalah guru bagi orang yang tak berguru, hal ini menunjukkan efek pendidikan keluarga dalam kehidupan sosial, Al Faqih semasa hidupnya adalah suri tauladan bagi para pendidik, dengan arahan dan perhatiannya komunitas hadhramaut berjalan dengan meniti teladan Nabi SAW, tidak ketinggalan keluarga dan kerabatnya, istri Al Faqih saiyyidah zainab putri paman beliau Ahmad adalah orang yang paling banyak menerima didikan Al Faqih baik yang secara umum ataupun yang khusus, beliau di juluki ibu kaum miskin, sebagaimana istri nabi Muhammad SAW Zainab dijuluki dengan julukan serupa, disamping karena beliau juga sangat sering bersedekah kepada kaum fuqara dan masakin, bahkan beliau sepeninggal Al faqih terpilih untuk menjadi orang yang melakukan aktifitas-aktifitas yang dulu dilakukan oleh Al Faqih, Al Faqih lah yang memilih beliau di derajat ini sebab keteguhan tekad beliau dan kesiapan serta kehandalan beliau, setelah para murid Al Faqih berbondong-bondong ke beliau untuk meminta petunjuk, meminta pendapat, atau bertabarruk, beliau menganggarkan pengeluaran Ribath (pondok pesantren) yang dibangun oleh suaminya, juga sangat perhatian dalam hal pendidikan putra-putri Al Faqih semasa hidup beliau, menyuruh meka untuk selalu melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, dan menununjukkan kepada mereka hal-hal yang bermanfaat bagi agama dan dunia mereka, juga menyuruh mereka sholat dimasjid serta menemani ayah mereka disetiap majelis ta’lim.
Sebab pendidikan yang mulia ini putra-putri Al Faqih Al Muqaddam sangat konsisten dan berbudipekerti luhur, putra sulung beliau Alawi, mecapai derajat yang sangat tinggi dalam hal hidayah (memperoleh petunjuk dati Allah) dan peneladan, demikian juga putra Al Faqih yang lainnya, Abdullah dan Ahmad, semuanya menikah semasa hidup ayah mereka dan dikaruniai putra-putri yang menjadi pelipur kakek mereka, Syekh Abdullah dikarunia Abdullah dan Ali, Syekh Abdullah dikeruniai Muhammad dan Fathimah, Syekh Ahmad dikaruniai Abu Bakar, Alawi dan Umar, semuanya selalu mengikuti ayah-ayah mereka ke masjid dan tempat-tempat taat, sampai mereka dijuluki merpati-merpati masjid.

Pengaruh Al Faqih Al Muqaddam
Al faqih Al Muqaddam telah berhasil membangun di Hadhramaut menara pendidikan dan ilmu dengan bangunan yang kokoh diatas pondasi tulus karena Allah dan usaha untuk memperbaiki manusia dan kehidupan agama dan dunianya, ini adalah pengaruh terbesar Al Faqih yang bisa dirasakan oleh peradaban manusia, sebab Hadhramaut sejak saat itu mengalami banyak perubahan dari segi cara berfikir, methode hidup Bani Alawi serasa mendarah daging dengan tujuannya yang tersendiri, hal ini tampak pada etika yang diterapkan oleh keluarga dari istri dan anak-anak, murid-murid, dan para pengikut Al Faqih. Beliau juga meninggalkan sebuah pesantren yang berperan penting dalam komunitas Hadhramaut yang didalamnya dipelajari methode hidup beliau, hal lain yang merupakan peninggalan beliau adalah lahan pertanian yang dipenuhi dengan pohon korma yang mana sebagian manfaatnya disalurkan untuk kemaslahatan umum.
Adapun peninggalan beliau yang berupa karangan, sampai saat ini belum diketahui kecuali apa yang disebutkan oleh Saiyyid Muhammad bin Ahmad Al Syatiri dalam Al Adwar yang redaksinya:
Dan beliau memiliki karangan-karangan lain tentang Tasawwuf dan ilmu hakikat, juga koreksi dan kanter yang beliau ekspresikan untuk ulama-ulama semasa beliau. Lalu ditambahkan, kitab-kitab beliau jarang ditemui.
Diantara peninggalan doa dan zikir yang banyak ditulis dalam kitab-kitab Doa:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم انقلنا و المسلمين من الشقاوة إلى السعادة, و من النار إلى الجنة, و من العذاب إلى الرحمة, و من الذنوب إلى المغفرة, و من الإساءة إلى الإحسان, و من الخوف إلى الأمان, و من الفقر إلى الغنى, و من الذل إلى العز, و من الإهانة إلى الكرامة, و من الضيق إلى السعة, و من الشر إلى الخير, و من العسر إلى اليسر, ومن الإدبار لإلى الإقبال, ومن السقم إلى الصحة, و من السخط إلى الرضا, و من الغفلة إلى العبادة, و من الفترة إلى الاجتهاد, و من الخذلان إلى التوفيق, و من البدعة إلى السنة, و من الجور إلى العدل.
اللهم أعنا على ديننا بالدنيا, و على الدنيا بالتقوى, و على التقوى بالعمل, و على العمل بالتوفيق, و على جميع ذلك بلطفك المفضي إلى رضاك, المنهي إلى رضاك, المنهي إلى جنتك, المصحوب ذلك بالنظر وجهك الكريم.
يا ألله (3), يا رباه (3), يا غوثاه(3), يأ أكرم الأكرمين, يا رحمن يا رحيم, يا ذالجلال و الإكرام, يا ذا المواهب العظام, أستغفر الله العظيمالذي لا لإله إلا هو الحي القيوم و أتوب إليه.
اللهم أسألك التوفيق لمحابك من الأعمال, و صدق التوكل عليك, و حسن الظن بك, و الغنية عمن سواك. إلهي يا لطيف, يا رزاق يا ودود, يا قوي يا متين : أسألك تألها بك, و استغراقا فيك, و لطيفا شاملا من لدنك, و رزقا واسعا هنيئا مريئا, و سنا طويلا, و عملا صالحا في الإيمان و اليقين, و ملازمة في الحق والدين, و عزا و شرفا يبقى و يتأبد, لايشوبه تكبر و عتو ز لا فساد, إنك سميع قريب.
و صلى الله على سيدنا محمد و آله و صحبه و سلم و الحمد لله رب العالمين.
   
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ya..Allah pindahkan kami dari kesengsaraan menuju ke kebahagiaan, dari neraka menuju ke surga, dari adzab menuju kasih sayang, dari dosa ke ampunan, dari perbuatan jelek ke perbuatan baik, dari rasa takut ke rasa aman, dari kefakiran menuju kekayaan, dari kerendahan ke ketinggianan, dari kehinaan ke kemulyaan, dari kesempitan ke keluasan, dari kesusahan menju kemudahan, dari kemunduruan menuju ke kemajuan, dari sakit menuju sehat, dari marah menjadi ridla, dari lalai meuju ibadah, dari kevakuman menuju ke kedisiplinan, dari terlupakan menjadi ditepatkan, dari bid’ah menuju jalan sunnah, dari kelaliman menuju keadilan.
Ya..Allah bantulah kami dalam agama kami dengan dunia, dan dalam keduniaan kami dengan ketakwaan, dan dalam ketakwaan kami dengan beramal, dan dalam amalan kami dengan penepatan, dalam semua hal tersebut dengan kelembutan-Mu yang mengarah ke ridla-Mu, yang berakhir di surga-Mu, yang hal itu akan disertai dengan melihat dzat-Mu Yang Mulia.
Ya Allah (3) Ya Rabbahu (3) Ya Ghauthaahu (3) wahai Dzat Yang Maha Mulia, Wahai Dzat Yang Maha pengasih, wahai Dzat Yang Maha Penyayang, Wahai Dzat pemilik Ketinggian dan Kemulyaan, wahai Dzat Yang Memiliki Wibawa Tinggi, saya memohon ampun dari Allah Yang Maha Besar, Yang tiada Tuhan selain-Nya, Yang Maha Hidup Yang Ada dengan sendiri-Nya, saya bertaubat kepada-Mu. 
Ya Allah saya mohon kepada Mu petunjuk untuk beramal untukMu, dan mohon anaugrah tawakkal yang sebenarnya, husnu dhan kepada Mu, tidak butuh selain kepada Mu, Tuhanku, Dzat Yang Maha Halus, Dzat Pemberi Rizki, Dzat Yang Maha Menyinta, Dzat Yang Maha Kuat, Dzat Yang Maha kuat, saya mohon kepadaMu penyembahan kepada-Mu, lindungan dalam peluk erat-Mu, lembut kasih sayang-Mu, rizki yang luas yang melegakan, usia yang panjang, amal saleh dalam keimanan dan keyakinan, selalu berhubungan dengan kebenaran dan agama, kemulyaan yang abadi, yang tidak dikotori dengan kesombongan, kedholiman, dan kerusakan, sungguh Engkau Maha Mendengar dan Dekat.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kehadirat Nabi Muhammad SAW, Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta.

Wafat Al Faqih Al Muqaddam
Kehidupan Al Faqih Al Muqaddam semenjak beliau mengajak untuk hanya butuh kepada Allah semata berjalan mulus menuju ke keberhasilan dan menbuahkan hasil, beliau memulai dari pembenahan manusia dari akhlaq dan budi pekerti dengan menjelaskan batasan-batasan etika dalam islam, lantas semakin meluas hingga semua kalangan baik yang pro maupun yang kontra ridla dengan nasehat-nasehat Al Faqih karena merasakan dalam pesan-pesan tersebut terdapat keikhlasan, ketulusan dan keinginan untuk menghidupkan hati. Al Faqih menekuni usahanya sampai pada akhirnya Allah menakdirkan hidupnya methode hidup yang beliau tanamkan melalui murid-murid beliau.
Ketika beliau mencapai usia lanjut haal membawa beliau lepas dari lingkungan disekitarnya hanyut dalam alam khusus yang terkenal dalam ilmu tasawwuf dengan istilah Al Ishtilam(10), sebelum meninggal beliau mengalami kondisi ini selama seratus hari penuh, tidak makan dan tidak minum, dari lisan beliau terdengar ungkapan-ungkapan asing dan penilaian-penilaian aneh tentang kondisi manusia, dan hal-hal yang akan terjadi dalam kehidupan tanpa disengaja oleh beliau.
Ketika dirasa kondisi ini berjalan lama kepada beliau karena kasian kepada beliau salah seorang keluarganya memberikan susu kepada beliau lantas beliau berkata : kalian sudah bosan dengan ku, lalu beliau meninggal dunia pada malam jum’at bulan Dzul hijjah 653.









No comments:

Post a Comment