Beliau adalah panutan yang terkenal
sebagai pemilik kemampuan dan kedudukan tinggi, pemilik lautan ilmu dan pemaaf,
pemilik orientasi hati dan sikap yang diridlai Allah, guru besar yang serba
sempurna, beliau adalah orang pertama yang diberikan gelar ini (Alfaqih
Almuqaddam) dari kalangan keluarga bani Alawi sebab keterpandangan beliau dari
aspek ilmu dan amal, juga karena beliau orang pertama di Hadhramaut yang
mengibarkan bendera tasawuf dan menjadikannya sebagai ideology hidup.
Beliau dilahirkan di Tarim tahun 574H,
hidup dan berkembangan ditengah komunitas yang padat diwarnai oleh suasana
hidayah dan iman, beliau hafal alquran dan banyak matan disegala disiplin ilmu,
waktu beliau terbuang untuk mempelajari segala macam bentuk ilmu, semenjak
kecil sudah tampak dari beliau cahaya berkah ilmu dan amal.
Sebab keinginan kuat ini juga kepiawaian
beliau dalam keilmuan seperti Al quran, tafsir, hadist, dan tata bahasa,
derajat beliau meningkat setahap demi setahap sampai terlihat dari diri
beliau tanda kejeniusan, selalu unggul diatas teman-temannya, namun hal
itu diberangi dengan sopan santun dalam berprilaku, dan tidak
menjadikannya jauh dan lepas dari guru-gurnya, malah dengan segala
keistimewaan ini beliau semakin dekat dan giat untuk menimba berbagai ilmu dari
guru-gurunya, diantara guru-guru yang paling menonjol saat itu adalah Syeh Al
Allamah Ali bin Ahmad Ba Marwan, Syekh Al Allamah Abdullah bin Abdul
Rahman Ba Ubaid At Tarimi , Syekh Al Qadli Ahmad bin Muhammad Ba Isa, Al Imam
Al Allamah Al Faqih bin Fadhal, Al Saiyid Al Allamah Al Hafidh Ali bin Muhammad
bin Jadid, Syekh Al Alamah Muhammad bin Ahmad bin Abi Al Hab, dan lain
sebagainya.
Hadhramaut pada saat itu sebagaimana
negri-negri islam lainnya dipenuhi dengan fitnah dan cobaan, semua mata pada
saat itu tertuju ke Ahlu Bait Nabi SAW (baca : keluarga Nabi), di Hadhramaut
tidak ada keturunan Nabi SAW kecuali anak cucu Al Imam Al Muhajir, pada
saat itu semua orang rela berkorban harta dan nyawa demi membela keluarga Nabi
SAW, Al Faqih Al Muqaddam bisa merasakan disela-sela pergaulan dengan orang
banyak bahwa para keluarga nabi merupakan target pada saat itu, khususnya,
orang-orang iri dan dengki dan memata-matai keadaan dan melaporkannya ke
pemerintah, melihat kenyataan ini Al Faqih Al Muqaddam takut
nantinya bila beliau terus bersikap santun, ramah dan asih kepada semua orang,
akan dianggap mengambil hati rakyat untuk mendukungnya menyaingi pemerintahan
yang ada, jika hal ini sampai pada mereka , bisa jadi mereka kembali kesenjata
yang sudah merupakan bagian hidup mereka, sampai-samapi Al Faqih Muqaddam
ketika datang ke gurunya Syekh Ba Marwan beliau menyandang pedang, sedang jika
memang yang di isukan tadi sampai benar-benar dianggap oleh orang-orang
pemerintahan tersebut, maka peristiwa Karbala akan terulang kembali.
Al faqih Al Muqaddam merenungi hal
tersebut ber bulan-bulan sembari beliau membaca teori-teori dan figur-figur
politik dan terus menimbang-menimbang untuk bisa mencapai satu solusi yang
paling tepat yang tidak bisa ditawar-tawar lagi yang paling pas dihatinya
akhirnya jalan yang paling sempurna adalah dengan methode kembali kepada Allah
SWT, dan meninggalkan jabatan, dan ini hanya ditempuh dengan methode Shufiyah.
Tasawuf bukan hal baru bagi keluarga Al
Faqih Al Muqaddam, sebab sejarah mencatat bahwa orang yang pertama kali
meniupkan nafas tasawuf di Hadhramaut adalah Al Imam Ubaidillah bin Ahmad Al
Muhajir setelah beliau belajar kitab Quut Al Qulub langsung dari
pengarangnya di Makkah yaitu Syekh Abi Thalib Al Makky yang meninggal 386 H.
kemudian Al Imam Salim bin Bashri bin Ubaidillah, akan tetapi methode ini
bukanlah methode yang universal atau bersifat akademis , tapi hanya merupakan
methode turun temurun keluarga Ba Alawi.
Al Faqih Al Muqaddam dan Syekh
Sa’ad Al Dhafary
Al Faqih Al Muqaddam bukan hanya
terkenal sebagai seorang panutan, mujtahid, muhaddith (pembawa rawi hadist),
Ahli Usul, tapi beliau juga terkenal sebagai ahli Tasawwuf kental yang
memiliki perasaan dan indra ruhiah, sebagaimana pendahulu-pendahulunya. Hanya
saja tasawauf Al Faqih Al Muqaddam tampak dalam perilaku dan tidak tanduk
beliau sedari beliau kecil sebab pengaruh nilai-nilai tinggi Al Quran yang
terpatri pada pribadi beliau disamping jiwa beliau yang suka mengembara di
dunia ilmu pengetahuan dan membaca persaingan diantara aliran tasawwuf di
masanya, maka mulai pikirannya terpanding untuk semakin mendalami dan memahami
kenyataan yang ada dan mencari solusi-solusinya tanpa mengekor ke salah satu
madrasah yang ada selain madrasah keluarga dan moyangnya, lantas ditulislah
surat ke Seykh Al allamah Sa’ad bin Ali Al Dhafari Al Syihry menanyakan
beberapa permasalahan pelik, dan menuliskan apa-apa yang sudah terrpikirkan
olehnya. Lantas Syekh Sa’ad ketika membaca surat AL Faqih AL Muqaddam mendapati
Al Faqih AL Muqaddam telah dalam menyelami lautan ilmu, dan berbicara tentang
ilmu yang ulama hadhramaut semuanya belum mencapai derajat itu.
Berhubung Syekh Sa’ad adalah orang
Tasawwuf , beliua takut yang menimpa Al Fqih ini adalah penguasaan diri, atau
pertanyaan nafsu manusia, lantas menulis kepada Al Fqih surat mengingatkan nya
dari tipu daya setan dan memberikan gambaran-gambaran orang-orang yang dulu di
coba Allah dengan hal itu seperti Bal’am bin Baurah dan lain-lain, karena cinta
dan sayang kepada Al Fagih.
Namun kondisi Al Faqih Al Muqaddam
bukanlah tipu daya setan atau pertanyaan hawa nafsu, maka dari itu dia terus
menyurati Syekh tersebut menceritakan apa-apa yang diberikan dan diajarkan oleh
Allah kepadanya, sesuai dengan firman Allah yang artinya (bertakwalah kepada
Allah maka Dia akan mengajarimu), maka tahulah Syekh bahwa yang sedang dialami
oleh Al Faqih adalah maqam ihsan dan pemberian Allah SWt, seperti yang
disabdakan oleh Nabi SAW jika kalian seperti itu maka para malaikat pun
akan berjabatan tangan dengan kalian, lantas beliau menjawab surat Al Faqih
seraya mengatakan: yang kamu dapati dariku wahai Al Faqih adalah nasihat, telah
kujelaskan kepada mu apa yang dikehendaki oleh Allah, Dialah pembantu disegala
persoalan, kita memohon kepada-Nya agar menunjukkan kita kejalan yang
dicintai-Nya dan diridlai-Nya, dan agar tidak memberikan kesempatan kepada
setan untuk mempengaruhi kita. Dan agar menunujukkan kita kebenaran untuk
diikuti dan kebathilan untuk dihindari, kemudian aku berpesan jangan sam pai
hatimu terpaut dengan keramat-keramat, dan jangan sekali-sekali meliriknya
walaupun muncul darimu, hendaklah hatimu memeluk cinta kepada Allah SWT,
pertahankan posisimu walaupun datang hari kiamat, seandainya kamu melihat
terror jangan sampai kamu terteror, setiapkali kamu menghadapi sesuatu maka
pertimbangkanlah dengan timbanagn syariat dan kitab Allah, dan ikutilah yang
sejalan dengan kebenaran dan tinggalkan lainnya, dan kamu wahai Faqih sudah
sangat terhidayahi oleh Allah, dan jauh tahu banyak Syariah dan Hakikat.
Al Faqih Al Muqaddam dan Syekh
Sofyan Al Yamani
Suatu saat Syekh Sufyan
berkesempatan untuk berziarah ke Hadarmaut beliau singgah di Tarim,
beliau bertemu dan berkumpul dengan para ulama Tarim, lalu mereka minta dari
Syekh untuk Shalat Istisqa (meminta hujan) bersama mereka, lalu beliau
mengatakan perbaiki saluran-saluran air, lantas mereka keluar dan dikejutkan
dengan kenyataan saluran-saluran air yang ke lahan-lahan dan perkebunan korma
mereka dipenuhi air, hal ini merupaka karomah Syekh Sofyan AL Yamani yang
diberikan Allah SWT.
Syekh Sufyan dalam kesempatan itu
juga berkumpul dengan Al Faqih Al Muqaddam Muhammad bin Ali yang mana pada saat
itu adalah permulaan tampaknya perubahan kepribadian beliau, lantas terjadilah
diskusi diantara keduanya dan tukar pikiran berharga, ketika Syekh Sofyan
pulang Al Faqih Al Muqaddam berkesempatan memberikan kepadanya surat tentang
picisan cahaya yang tersembunyi (ibarat untuk ilmu hakikat) lalu beliau
menjawab dengan, ini adalah sesuatu yang belum pernah kami ketahui sebelumnya
dan derajat yang belum pernah kita capai.
Tampaknya pada saat itu Al Faqih Al
Muqaddam telah terbenam dalam perubahan kepribadiannya di satu sisi dan di sisi
lain jiwanya terusik dengan fenomena umat yang mempertumpahkan darah demi untuk
mencapai suatu jabatan dan kepemimpinan, juga rasa takut beliau bila sanak
keluarganya sampai terserat kedalam medan tersebut, akhirnya beliau membangun
theory pemikiran tersebut agar bisa tampak dan diikuti dalam kehidupan.
Murid-murid
Al Faqih Al Muqaddam yang Terkemuka
Al faqih Al Muqaddam dengan seizin Allah SWT
telah berhasil menghidupkan methode hidup nya yang dipoles dengan ajaran
tasawwuf internasional yang diambil dari Madrasah Syuaibiyah dari
Maghrib, serta didukung oleh respon positif dari dalam yang terwakili oleh
Syekh-Syekh yang dengan getol menyebarkan paham ini ke lembah-lembah
hadhramaut terutama Syekh Said bin Isa Al Amudi. Dalam waktu yang
tidak terlalu lama pengaruh madrasah ini sudah terasa kental di Hadhramaut,
terbukti dengan munculnya para guru besar diantaranya:
1. Syekh
Al Allamah Abdullah bin Muhammad bin Abdul Rahman Ba ‘Abbad(1)
2. Syekh Abdul Rahman bin Muhammad Ba A’bad(2)
3. Syekh Abdullah bin Ibrahim Qusyair(3)
4. Syekh Said bin Umar Bal Haf(4)
5. Syekh Ibrahim bin Yahya Ba fadhal(5)
6. Syekh Ali bin Muhammad Al Khatib(6)
7. Syekh Ahmad bin Muhammad AlKhatib(7)
8. Syekh Sa’ad bin Abdullah Akdar(8)
9. Syekh Alawi bin Al Faqih Al Muqaddam
10. Syekh Abdullah bin Alfaqih Al Muqaddam
11. Syekh Ahmad bin Al faqih Al Muqaddam
12. Syekh Abdullah bin Alawi bin Al faqih Al Muqaddam
13. Syekh Abu Bakar bin Ahmad bin Al Faqih Al Muqaddam
2. Syekh Abdul Rahman bin Muhammad Ba A’bad(2)
3. Syekh Abdullah bin Ibrahim Qusyair(3)
4. Syekh Said bin Umar Bal Haf(4)
5. Syekh Ibrahim bin Yahya Ba fadhal(5)
6. Syekh Ali bin Muhammad Al Khatib(6)
7. Syekh Ahmad bin Muhammad AlKhatib(7)
8. Syekh Sa’ad bin Abdullah Akdar(8)
9. Syekh Alawi bin Al Faqih Al Muqaddam
10. Syekh Abdullah bin Alfaqih Al Muqaddam
11. Syekh Ahmad bin Al faqih Al Muqaddam
12. Syekh Abdullah bin Alawi bin Al faqih Al Muqaddam
13. Syekh Abu Bakar bin Ahmad bin Al Faqih Al Muqaddam
Mereka adalah murid-murid AL Faqih Al Muqaddam
yang terkemuka, yang terkenal dengan kepemimpinan mereka selama hidup mereka di
Tarim, murid-murid beliau bukan Cuma yang tersebut diatas lebih dari itu
komunitas Tarim semuanya murid beliau karena mereka semua merespon postif dan
belajar dari Al Faqih, mereka sangat mencintai pribadi Al Faqih Al Muqadam yang
dibangun diatas kejujuran kepada Allah, ke ikhlasan dalam menuntut ilmu dan
mengamalkannya, dan Allah tidak pernah mengabaikan balasan orang beramal baik.
Al faqih Al Muqaddam teladan dalam Ilmu
dan usaha yang halal
Diantara keistimewaan madrasah Al Faqih Al
Muqaddam adalah kompilasi antara Ilmu dan amal juga tawakkal dan
menjalani sebab rizki, jikalau sebagian orang di zaman ini pengertian mereka
akan gaya hidup salafu saleh salah, sebab mereka tidak tahu
bagaimana kenyataan gaya hidup mereka, bagaimana mereka mencari rizki dengan
cara yang halal, berarti mereka harus koreksi ulang dan melihat betul kepada
Ahlu Bait di Hadhramaut bagaimana paham tasawwuf mereka berbeda dari
paham-paham yang lain dalam hal ilmu dan amal.
Motto usaha yang halal dan menginfaqkan harta
dijalan kebaikan adalah prinsip Ahlu bait semenjak zaman Al Muhajir(9), lantas
Al Faqih Al Muqaddam menanamkan prinsip ini betul-betul kepada keluarga Nabi
SAW agar mereka tidak mengaharapkan kepada orang lain, Sayyid Shaleh Al Hamid
dalam kitab Tarikh Hadhramaut mengatakan: para nenek moyang kami, para pemegang
madzhab Tasawwuf, tidak seperti yang dikira oleh sebagian orang dalam hal tidak
mau berusaha untuk mencari rizki, dan tidak memperhatikan keluarga tapi mereka
kebalikan itu semua, karena tasawwuf dalam paham mereka tidak pernah melarang
untuk memenuhi lembah-lembah mereka dengan lahan pertanian dan menanaminya
dengan korma sampai-sampai pada saat itu lembah Hadhramaut bak surga dunia,
diriwaatkan dari sebagaian ahli sejarah yang terpercaya bahwa Al Faqih Al
Muqaddam adalah teladan terbaik dalam hal ini, dulu beliau memenuhi 360 kendil
dengan korma-korma kualitas tinggi selain yang di konsumsi pada saat masih
berupa ruthab (korma muda).
Korma-korma ini diinfaqkan kepada para fuqara
dan orang-orang yang membutuhkan, beliau bersedekah dari lebihan korma-korma
tersebut setiap hari sepanjang hitungan hari-hari dalam satu tahun.
Saiyyid Saleh mengatakan dalam kitabnya
Tarikh Hadhramaut, kedermawanan Al faqih tidak diragukan lagi, beliau
memuliakan orang datang dan pergi, beliau mengungguli para pendahulunya dalam
kedermawanan, dan menjadikan orang-orang yang butuh selalu didepan beliau,
rumah beliau selalu dibangun, dan merupakan halaman orang-orang yang tak punya,
juga tempat kembali para fakir miskin, anak yatim dan janda-janda, dan tempat
tujuan orang-orang yang butuh.
Saiyyid Muhammad bin Ahmad Al Syathiri
mengatakan dalam kitab Al Adwar, disebutkan dalam referensi-referensi lain bahwa
Al Faqih Al Muqaddam meninggal pada tahun 653, dulu usaha beliau adalah
mengumpulkan korma setelah dikembangkan dan disedekahkan yang jumlah nya
mencapai 120.000 ritl (satuan takaran) pertahun, cucu beliau Al Imam Abdullah
bin Alawi bin Al Faqih lahan pertanian dan korma yang tak terhitung, semua nya
tidak disimpan kecuali sedikit karena diantara partner kerjanya ada dari
kalangan orang-orang yang butuh dan faqir, Saiyyid Umar bin Muhammad Alawi
mengumpulkan setiap bulan 30 min daging kambing dan satu min sama dengan 28
ratl, wakaf beliau untuk masjid Ba Alawi di Tarim mencapai 90.000 dinar emas
yang berupa lahan, kebun korma dan sumur-sumur.
Meskipun Al Faqih terkenal dengan
kedermawanannya seperti tersebut diatas tapi sikap beliau tetap tawadhu da
khmul (tidak ingin di ketahui orang), sampai-sampai beiau dulu membawa ikan di
lengan beliau untuk keluarganya karena rasa tawadhu beliau, bila datang tamu
beliau suguhkan kepadanya sekendil korma untuk dikonsumsi dan agar mengambil
barakah dari tangan-tangan orang-orang islam.
Keluarga Al Faqih Al Muqaddam
Pendidikan keluarga dalam tasawwuf termasuk
dasar kehidupan berkeluarga, juga landasan arah individunya, ahlu bait
(keluarga nabi) sangat memperthatikan pendidikan dalam rumah tangga, dari
sinilah muncul para imam dan wanita-wanita salihah, buku-buku biografi banyak
mengulas seputar masalah pendidikan ini, tidak heran bila dalam suatu komunitas
semua keluarga mempraktikkan pendidikan ini dalam lingkupnya akan tumbuh rasa
kerjasama dan saling menutupi antar individu dalam komunitas tersebut, maka
dari itu dikatakan Tarim adalah guru bagi orang yang tak berguru,
hal ini menunjukkan efek pendidikan keluarga dalam kehidupan sosial, Al Faqih
semasa hidupnya adalah suri tauladan bagi para pendidik, dengan arahan dan
perhatiannya komunitas hadhramaut berjalan dengan meniti teladan Nabi SAW,
tidak ketinggalan keluarga dan kerabatnya, istri Al Faqih saiyyidah zainab
putri paman beliau Ahmad adalah orang yang paling banyak menerima didikan Al
Faqih baik yang secara umum ataupun yang khusus, beliau di juluki ibu kaum
miskin, sebagaimana istri nabi Muhammad SAW Zainab dijuluki dengan julukan
serupa, disamping karena beliau juga sangat sering bersedekah kepada kaum
fuqara dan masakin, bahkan beliau sepeninggal Al faqih terpilih untuk menjadi
orang yang melakukan aktifitas-aktifitas yang dulu dilakukan oleh Al Faqih, Al
Faqih lah yang memilih beliau di derajat ini sebab keteguhan tekad beliau dan
kesiapan serta kehandalan beliau, setelah para murid Al Faqih
berbondong-bondong ke beliau untuk meminta petunjuk, meminta pendapat, atau
bertabarruk, beliau menganggarkan pengeluaran Ribath (pondok pesantren) yang
dibangun oleh suaminya, juga sangat perhatian dalam hal pendidikan putra-putri
Al Faqih semasa hidup beliau, menyuruh meka untuk selalu melaksanakan ketaatan
kepada Allah SWT, dan menununjukkan kepada mereka hal-hal yang bermanfaat bagi
agama dan dunia mereka, juga menyuruh mereka sholat dimasjid serta menemani
ayah mereka disetiap majelis ta’lim.
Sebab pendidikan yang mulia ini putra-putri
Al Faqih Al Muqaddam sangat konsisten dan berbudipekerti luhur, putra sulung
beliau Alawi, mecapai derajat yang sangat tinggi dalam hal
hidayah (memperoleh petunjuk dati Allah) dan peneladan, demikian juga putra Al
Faqih yang lainnya, Abdullah dan Ahmad, semuanya
menikah semasa hidup ayah mereka dan dikaruniai putra-putri yang menjadi pelipur
kakek mereka, Syekh Abdullah dikarunia Abdullah dan Ali, Syekh Abdullah
dikeruniai Muhammad dan Fathimah, Syekh Ahmad dikaruniai Abu Bakar, Alawi dan
Umar, semuanya selalu mengikuti ayah-ayah mereka ke masjid dan tempat-tempat
taat, sampai mereka dijuluki merpati-merpati masjid.
Pengaruh Al Faqih Al Muqaddam
Al faqih Al Muqaddam telah berhasil membangun
di Hadhramaut menara pendidikan dan ilmu dengan bangunan yang kokoh diatas
pondasi tulus karena Allah dan usaha untuk memperbaiki manusia dan kehidupan agama
dan dunianya, ini adalah pengaruh terbesar Al Faqih yang bisa dirasakan oleh
peradaban manusia, sebab Hadhramaut sejak saat itu mengalami banyak perubahan
dari segi cara berfikir, methode hidup Bani Alawi serasa mendarah daging dengan
tujuannya yang tersendiri, hal ini tampak pada etika yang diterapkan oleh
keluarga dari istri dan anak-anak, murid-murid, dan para pengikut Al Faqih.
Beliau juga meninggalkan sebuah pesantren yang berperan penting dalam komunitas
Hadhramaut yang didalamnya dipelajari methode hidup beliau, hal lain yang
merupakan peninggalan beliau adalah lahan pertanian yang dipenuhi dengan pohon
korma yang mana sebagian manfaatnya disalurkan untuk kemaslahatan umum.
Adapun peninggalan beliau yang berupa
karangan, sampai saat ini belum diketahui kecuali apa yang disebutkan oleh
Saiyyid Muhammad bin Ahmad Al Syatiri dalam Al Adwar yang redaksinya:
Dan beliau memiliki karangan-karangan lain
tentang Tasawwuf dan ilmu hakikat, juga koreksi dan kanter yang beliau
ekspresikan untuk ulama-ulama semasa beliau. Lalu ditambahkan, kitab-kitab
beliau jarang ditemui.
Diantara peninggalan doa dan zikir
yang banyak ditulis dalam kitab-kitab Doa:
بسم الله
الرحمن الرحيم
اللهم انقلنا
و المسلمين من الشقاوة إلى السعادة, و من النار إلى الجنة, و من العذاب إلى الرحمة,
و من الذنوب إلى المغفرة, و من الإساءة إلى الإحسان, و من الخوف إلى الأمان, و من
الفقر إلى الغنى, و من الذل إلى العز, و من الإهانة إلى الكرامة, و من الضيق إلى
السعة, و من الشر إلى الخير, و من العسر إلى اليسر, ومن الإدبار لإلى الإقبال, ومن
السقم إلى الصحة, و من السخط إلى الرضا, و من الغفلة إلى العبادة, و من الفترة إلى
الاجتهاد, و من الخذلان إلى التوفيق, و من البدعة إلى السنة, و من الجور إلى
العدل.
اللهم أعنا
على ديننا بالدنيا, و على الدنيا بالتقوى, و على التقوى بالعمل, و على العمل
بالتوفيق, و على جميع ذلك بلطفك المفضي إلى رضاك, المنهي إلى رضاك, المنهي إلى
جنتك, المصحوب ذلك بالنظر وجهك الكريم.
يا ألله (3),
يا رباه (3), يا غوثاه(3), يأ أكرم الأكرمين, يا رحمن يا رحيم, يا ذالجلال و
الإكرام, يا ذا المواهب العظام, أستغفر الله العظيمالذي لا لإله إلا هو الحي القيوم
و أتوب إليه.
اللهم أسألك
التوفيق لمحابك من الأعمال, و صدق التوكل عليك, و حسن الظن بك, و الغنية عمن سواك.
إلهي يا لطيف, يا رزاق يا ودود, يا قوي يا متين : أسألك تألها بك, و استغراقا فيك,
و لطيفا شاملا من لدنك, و رزقا واسعا هنيئا مريئا, و سنا طويلا, و عملا صالحا في
الإيمان و اليقين, و ملازمة في الحق والدين, و عزا و شرفا يبقى و يتأبد, لايشوبه
تكبر و عتو ز لا فساد, إنك سميع قريب.
و صلى الله
على سيدنا محمد و آله و صحبه و سلم و الحمد لله رب العالمين.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang
Ya..Allah pindahkan kami dari
kesengsaraan menuju ke kebahagiaan, dari neraka menuju ke surga, dari adzab
menuju kasih sayang, dari dosa ke ampunan, dari perbuatan jelek ke perbuatan
baik, dari rasa takut ke rasa aman, dari kefakiran menuju kekayaan, dari
kerendahan ke ketinggianan, dari kehinaan ke kemulyaan, dari kesempitan ke
keluasan, dari kesusahan menju kemudahan, dari kemunduruan menuju ke kemajuan,
dari sakit menuju sehat, dari marah menjadi ridla, dari lalai meuju ibadah,
dari kevakuman menuju ke kedisiplinan, dari terlupakan menjadi ditepatkan, dari
bid’ah menuju jalan sunnah, dari kelaliman menuju keadilan.
Ya..Allah bantulah kami dalam agama
kami dengan dunia, dan dalam keduniaan kami dengan ketakwaan, dan dalam
ketakwaan kami dengan beramal, dan dalam amalan kami dengan penepatan, dalam
semua hal tersebut dengan kelembutan-Mu yang mengarah ke ridla-Mu, yang
berakhir di surga-Mu, yang hal itu akan disertai dengan melihat dzat-Mu Yang
Mulia.
Ya Allah (3) Ya Rabbahu (3) Ya
Ghauthaahu (3) wahai Dzat Yang Maha Mulia, Wahai Dzat Yang Maha pengasih, wahai
Dzat Yang Maha Penyayang, Wahai Dzat pemilik Ketinggian dan Kemulyaan, wahai
Dzat Yang Memiliki Wibawa Tinggi, saya memohon ampun dari Allah Yang Maha
Besar, Yang tiada Tuhan selain-Nya, Yang Maha Hidup Yang Ada dengan
sendiri-Nya, saya bertaubat kepada-Mu.
Ya Allah saya mohon kepada Mu petunjuk
untuk beramal untukMu, dan mohon anaugrah tawakkal yang sebenarnya, husnu dhan
kepada Mu, tidak butuh selain kepada Mu, Tuhanku, Dzat Yang Maha Halus, Dzat
Pemberi Rizki, Dzat Yang Maha Menyinta, Dzat Yang Maha Kuat, Dzat Yang Maha
kuat, saya mohon kepadaMu penyembahan kepada-Mu, lindungan dalam peluk erat-Mu,
lembut kasih sayang-Mu, rizki yang luas yang melegakan, usia yang panjang, amal
saleh dalam keimanan dan keyakinan, selalu berhubungan dengan kebenaran dan
agama, kemulyaan yang abadi, yang tidak dikotori dengan kesombongan,
kedholiman, dan kerusakan, sungguh Engkau Maha Mendengar dan Dekat.
Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kehadirat Nabi Muhammad SAW, Segala puji bagi Allah Tuhan alam
semesta.
Wafat Al Faqih Al Muqaddam
Kehidupan Al Faqih Al Muqaddam semenjak
beliau mengajak untuk hanya butuh kepada Allah semata berjalan mulus menuju ke
keberhasilan dan menbuahkan hasil, beliau memulai dari pembenahan manusia dari
akhlaq dan budi pekerti dengan menjelaskan batasan-batasan etika dalam islam,
lantas semakin meluas hingga semua kalangan baik yang pro maupun yang kontra
ridla dengan nasehat-nasehat Al Faqih karena merasakan dalam pesan-pesan
tersebut terdapat keikhlasan, ketulusan dan keinginan untuk menghidupkan hati.
Al Faqih menekuni usahanya sampai pada akhirnya Allah menakdirkan hidupnya
methode hidup yang beliau tanamkan melalui murid-murid beliau.
Ketika beliau mencapai usia lanjut haal
membawa beliau lepas dari lingkungan disekitarnya hanyut dalam alam khusus yang
terkenal dalam ilmu tasawwuf dengan istilah Al Ishtilam(10), sebelum meninggal
beliau mengalami kondisi ini selama seratus hari penuh, tidak makan dan tidak
minum, dari lisan beliau terdengar ungkapan-ungkapan asing dan
penilaian-penilaian aneh tentang kondisi manusia, dan hal-hal yang akan terjadi
dalam kehidupan tanpa disengaja oleh beliau.
Ketika dirasa kondisi ini berjalan lama
kepada beliau karena kasian kepada beliau salah seorang keluarganya memberikan
susu kepada beliau lantas beliau berkata : kalian sudah bosan dengan ku, lalu
beliau meninggal dunia pada malam jum’at bulan Dzul hijjah 653.
No comments:
Post a Comment